Loading...

Stratifikasi Sosial Yang Pernah Ada di Indonesia

Sebelum adanya Stratifikasi Sosial yang ada di Indonesia saat ini, dulunya di Indonesia pernah ada beberapa sistem Stratifikasi Sosial yan...

Sebelum adanya Stratifikasi Sosial yang ada di Indonesia saat ini, dulunya di Indonesia pernah ada beberapa sistem Stratifikasi Sosial yang berbeda dengan saat ini. Indonesia pernah menganut Stratifikasi Sosial Masyarakat Pertanian, Stratifikasi Sosial Masyarakat Feodal, Stratifikasi Sosial Zaman Penjajahan Belanda, dan Stratifikasi Sosial Zaman Penjajahan Jepang. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai Stratifikasi Sosial yang ada di Indonesia


A.Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Pertanian
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan negara Agraris. Tentu tidak heran, jika sebagian besar masyarakat yang ada di Indonesia bermata pencaharian sebagai Petani. Maka dari itu, dulunya ada Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Pertanian, yang mungkin sampai saat ini masih berlaku di beberapa wilayah. Berikut ini adalah Stratifikasi Sosial Masyarakat Pertanian :

1.Berdasarkan Kepemilikan Tanah
Berdasarkan Kepemilikan Tanah, masyarakat pertanian dibagi menjadi tiga lapisan berikut yaitu :
  • Lapisan Tertinggi : Merupakan kaum petani yang memiliki tanah pertanian dan juga rumah
  • Lapisan Menengah : Merupakan kaum petani yang tidak memiliki tanah pertanian, namun memiliki tanah perkarangan dan juga rumah
  • Lapisan Bawah : Merupakan kaum petani yang tidak memiliki tanah pertanian, tanah perkarangan, ataupun rumah.

2.Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Berdasarkan Kriteria Ekonomi, masyarakat pertanian dibagi menjadi tiga lapisan berikut yaitu :
  • Lapisan Pertama : Terdiri dari para kaum elit desa yang memiliki cadangan pangan dan pengembangan usaha
  • Lapisan Kedua : Terdiri dari orang yang hanya memiliki cadangan pangan saja.
  • Lapisan Ketiga : Terdiri dari orang yang tidak memiliki cadangan pangan dan juga cadangan usaha. Mereka bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka

3.Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Pertanian di Pulau Jawa
Di Pulau Jawa ada sistem stratifikasi sosial khusus yang dianut oleh para petani di Pulau Jawa. Berikut adalah stratifikasi sosial masyarakat pertanian di Pulau Jawa :
  • Cikal Bakal (Pembuka Tanah) : Merupakan orang yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan sebagai tempat tinggal dan juga lahan pertanian. Mereka merupakan golongan elite yang ada di desanya, biasanya mereka dijadikan sesepuh ataupun golongan yang dituakan.
  • Kuli Kenceng : Merupakan orang yang memiliki tanah banyak dan kaya karena keuletan dan juga kemampuan yang mereka miliki. Mereka bukanlah keturunan dari Cikal Bakal.
  • Kuli Kendo : Merupakan kaum petani yang hanya memiliki sedikit tanah dan hasilnya hanya cukup untuk memenuhi konsumsi mereka sehari-hari dan untuk memenuhi beberapa kebutuhan lainnya, mereka harus bekerja pada sektor lain.
  • Buruh Tani : Merupakan orang yang tidak memiliki tanah pertanian, namun bekerja pada sektor pertanian.

B.Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Feodal
Tidak bisa dipungkiri bahwa, dulunya Indonesia terdiri atas kerajaan-kerajaan yang ada hampir diseluruh wilayah Nusantara. Maka tidak heran jika pada masa kerajaan, di Indonesia dulunya terdapat sistem stratifikasi yang berbeda dengan saat ini. Sistem Stratifikasi Sosial pada masyarakat feodal memiliki pola dasar sebagai berikut :
  1. Raja dan Bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus dihormati dan ditaati oleh rakyatnya, karena raja memiliki hak istimewa
  2. Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum feodal) dan lapisan dibawahnya merupakan rakyatnya
  3. Adanya pola ketegantungan dan patrimonialistik (mengutamakan suku, daerah, ataupun keluarga terdekat). Artinya, kaum feodal merupakan tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus hidup menghamba dan selalu dalam posisi dibawah
  4. Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskrimnatif (Membeda-bedakan), yaitu kaum feodal memperlakukan bawahannya secara tidak adil dan cenderung sewenang-wenang
  5. Masyarakat Feodal cenderung memiliki sistem stratifikasi sosial tertutup (Jabatan/Posisi selalu tetap, tidak dapat berpindah)
Berikut ini adalah beberapa contoh sistem stratifikasi sosial pada masyarakat feodal :

1.Stratifikasi Sosial pada masyarakat feodal Surakarta dan Yogyakarta 
Hingga saat ini di Surakarta dan Yogyakarta masih berlaku stratifikasi sosial masyarakat feodal walaupun tidak sekental pada zaman dahulu. Dikarenakan di Surakarta masih terdapat Kasusanan Surakarta Hadiningrat dan di Yogyakarta masih terdapat Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat dan Pura Pakualaman. Itulah mengapa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi Istimewa yang ada di Indonesia. Berikut adalah strata sosial dalam masyarakat feodal Surakarta dan Yogyakarta :
  • Kaum Bangsawan : Terdiri dari para raja dan keluarga, serta kerabatnya
  • Golongan Priyayi : Terdiri dari pegawai-pegawai kerajaan yang merupakan orang yang berpendidikan atau memiliki kemampuan khusus untuk kerajaan, namun mereka bukan merupakan keturunan raja.
  • Golongan Wong Cilik (Indonesia : Orang Kecil) : Terdiri dari rakyat jelata yang hidup mengabdi untuk raja, misalnya petani, nelayan dan pedagang. 
2.Stratifikasi Sosial pada masyarakat feodal Aceh
Sebagai bekas daerah kerajaan, hingga saat ini sisa-sisa feodalisme di Aceh masih cukup kuat. Berikut adalah strata sosial dalam masyarakat feodal Aceh :
  • Keturunan Raja atau bangsawan sebagai golongan atas. Penghargaan terhadap keturunan ini memiliki gelar-gelar tertentu seperi Cut untuk perempuan, dan Teuku  dan Teungku untuk laki-laki
  • Golongan Kedua meliputi olee balang (pengawai/pengawal raja)
  • Golongan Bawah terdiri dari rakyat jelata
3.Stratifikasi Sosial pada masyarakat feodal Sulawesi SelatanTidak bisa dipungkiri bahwa di Sulawesi Selatan terdapat cukup banyak kerajaan yang dulunya berada disana. Seperti kerajaan Gowa, Bone,dan Mandar. Berikut ini adalah Stratifikasi Sosial pada masyarakat feodal Sulawesi Selatan :
  • Anakarung : Merupakan golongan bangsawan atau keturunan raja. Golongan ini memiliki gelar tertentu seperti Andi atau Karaeng
  • To-Maradeka : Merupakan golongan yang terdiri dari orang yang merdeka tetapi bukan budak
  • Ata : Terdiri dari para budak yang meliputi orang-orang yang tidak dapat membayar hutang atau orang-orang yang kalah perang.

C.Sistem Stratifikasi Sosial Pada Zaman Belanda
Pada Zaman Belanda juga terdapat sistem Stratifikasi Sosial tersendiri. Stratifikasi Sosial yang ada didasarkan pada perbedaan ras. Semakin kebawah lapisannya, maka akan semakin sengsara pula hidupnya, dan hak-hak yang dimiliki pun semakin sedikit. Berikut adalah Sistem Stratifikasi Sosial Pada Zaman Belanda :
  • Golongan Eropa : Terdiri dari orang-orang yang berasal dari Eropa. Mereka memiliki hak untuk melakukan ekspor dan impor dalam perdangangan saat itu. Selain itu mereka juga memiliki jabatan yang tinggi seperti Gurbernur, Jendral, Residen, dan lain-lain
  • Golongan Timur Asing : Terdiri dari orang-orang yang berasal dari Asia Tengah dan Asia Timur seperti orang Cina, India dan lain-lain. Mereka diberikan Belanda untuk menjadi pengelola ekonomi kelas menengah seperti menjadi pedagang grosir dan pemilik pabrik kebutuhan pangan
  • Golongan Bumiputera (Inlander) : Terdiri dari orang-orang/penduduk asli bangsa Indonesia. mereka hanya diberikan hak menjadi pedangan kecil saja. Terkhusus untuk bumiputera golongan ningrat, mereka memiliki tingkatan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bumiputera biasanya.

D.Sistem Stratifikasi Sosial Pada Zaman Jepang

Sama dengan Belanda, pada zaman Jepang juga terdapat stratifikasi sosial tersendiri. Dalam Sistem Stratifikasi Sosial Pada Zaman Jepang, penduduk asli Indonesia memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Eropa dan orang Timur Asing. Hal ini dikarenakan Jepang ingin mengambil hati rakyat Indonesia. Berikut adalah Sistem Stratifikasi Sosial Pada Zaman Jepang :
  • Bangsa Jepang : Terdiri dari orang-orang Jepang
  • Bangsa Bumiputera : Terdiri dari penduduk asli Indonesia
  • Bangsa Eropa dan Timur Asing : Terdiri dari orang eropa dan timur asing.

E.Sistem Stratifikasi Sosial Pada Industri Modern
Sistem Stratifikasi Sosial Pada Industri Modern merupakan Stratifikasi Sosial yang berlaku di Indonesia pada saat ini. Berikut adalah Sistem Stratifikasi Sosial Pada Industri Modern :

1.Berdasarkan Kriteria Profesi
Sistem Stratifikasi Sosial Pada Industri Modern berdasarkan kriteria profesi adalah sebagai berikut :
  • Kelompok Profesional : Merupakan mereka yang memiliki pendidikan tinggi dan kemampuan yang terampil
  • Kelompok Profesi Awal dan Semi Profesi Awal : Merupakan mereka yang memiliki pendidikan menengah ataupun kemampuan yang cukup baik
  • Buruh Rendahan : Merupakan mereka yang memiliki pendidikan rendah ataupun kemampuan yang buruk
2.Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Sistem Stratifikasi Sosial Pada Industri Modern berdasarkan kriteria Ekonomi adalah sebagai berikut :
  • Upper Class (Golongan Atas) : Merupakan mereka yang memiliki harta yang berlimpah
  • Middle Class (Golongan Menengah) : Merupakan mereka yang memiliki harta yang cukup
  • Lower Class (Golongan Bawah) : Merupakan mereka yang tidak memiliki cukup harta
Nah, itu tadi penjelasan mengenai Stratifikasi Sosial yang pernah ada di Indonesia. Semoga dengan adanya artikel ini, dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca sekalian. Terima kasih telah berkunjung ke blog ini dan jangan lupa nantikan juga artikel kami yang menarik dan bermanfaat selanjutnya :D

Sosiologi 804292041256114075

Post a Comment

emo-but-icon

Home item

Translate

Pasang Iklan

Contoh banner 2

Popular Posts

Artikel Pilihan

10 Orang Terkaya di Dunia 2018 Versi Majalah Forbes

Semua orang di dunia ini tentu bekerja dan berusaha untuk menjadi kaya dan sukses. Diantara sekian banyak orang kaya dan sukses di duni...

Followers

Kritik & Saran

Anda memiliki kritik ataupun saran mengenai artikel kami. Jangan ragu untuk menyampaikan. Kirimkan kritik dan saran anda ke laurensiussteven73@gmail.com . Terima kasih atas perhatiannya :D